Jemaat dibikin resah oleh ajaran Deborah



Jemaat nasrani di Kota Surabaya, Jawa Timur, dibikin resah dengan ajaran Persekutuan Doa (PD) Oikomene Kasih. Pemimpin kelompok itu, Deborah Hilmy, kabarnya memerintahkan jemaatnya bercerai dengan suami sahnya, dengan dalil perintah Tuhan.

Tidak cuma itu, suami para jemaat sudah diceraikan itu justru dinikahi oleh Deborah. Padahal, umur mereka terpaut jauh di bawah usia perempuan diketahui pernah kuliah di Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.

Ajaran janggal lainnya, Deborah memerintahkan anak-anak anggota jemaat PD Oikomene Kasih melawan orangtua mereka. Dia bahkan mengutuk jemaat tak patuh kepadanya.

Lantaran diduga mengajarkan prinsip-prinsip dinilai bertentangan dengan Kitab Injil, beberapa pastur dan jemaat gereja di Surabaya kemarin melapor ke Kantor Badan Musyawarah Antargereja (Bamag) Surabaya, Jalan Nginden Intan Timur II/2.

Dikatakan Pendeta Yasin Yohanes, banyak jemaatnya menjadi pengikut PD Oikomene Kasih, tetapi akhirnya menjadi polemik di kalangan umat Kristiani di Surabaya.

"Saya melihat, jemaat yang mengikuti Persekutuan Doa (Oikomene Kasih) ini, suami-istri bebas diceraikan atas nama Tuhan," kata Yasin di Kantor Bamag Surabaya.

Menurut Yasin, perceraian sangat dilarang dengan alasan apapun.

"Kehidupan suami-istri diwarnai pertengkaran, tapi perceraian dilarang di dalam Kitab Injil, tapi kalau perceraian didasari atas perintah Tuhan, ini kan menyimpang," sambung Yasin.

Ketua Bamag Surabaya, Pendeta Sudi Dharma mengatakan, dari penyelidikan dilakukan, memang menemukan fakta adanya penyimpangan pada ajaran Deborah Hilmy. Apalagi hal itu sampai menimbulkan keresahan di kalangan umat Kristiani.

"Memang ada banyak aliran, tapi sumbernya harus satu, yaitu Alkitab. Kitab Injil perjanjian lama dan perjanjian baru. Ketika ada satu kelompok Persekutuan Doa, tapi sudah menimbulkan keresahan, ini tidak benar," kata Sudi.

Sudi menyampaikan, dalam kelompok Persekutuan Doa Oikomene Kasih, jemaatnya selalu berasal dari gereja-gereja berbeda. "Tapi ketika pengajarannya menyimpang, anggota jemaat ketika kembali ke gereja asal, tentu mereka akan bertanya dan membanding-bandingkan ajaran yang ada pada Alkitab, tentu ada keresahan," ucap Sudi.

Untuk itu, lanjut Sudi, Bamag sebagai lembaga bertugas menjaga hubungan baik antargereja, antaraliran Kristen, antaragama, serta pemerintah, wajib memberi penjelasan terkait ajaran PD Oikomene Kasih.

"Kami tidak menyebutnya sebagai ajaran sesat, tapi jelas bertentangan dengan Alkitab. Sehingga menimbulkan pertentangan dan keresahan. Pertimbangan lain, kami menyadari, di akhir zaman muncul apa yang disebut penyesatan, guru-guru palsu. Bamag tidak pernah memberi izin PD Oikomene Kasih, dan kami baru tahu minggu kemarin," ucap Sudi.

Sudi mengaku segera mengontak Kementerian Agama dan Bakesbanglinmas Kota Surabaya, yang memberi izin kegiatan PD Oikomene Kasih. "Kami akan segera mengambil sikap. Tentu, kami juga harus berkoordinasi dengan Kemenang dan Bakesbang lebih dulu. Saya mewakili hamba-hamba Tuhan, menyesalkan adanya laporan ini. Dari pengamatan kami, sebenarnya mereka (PD Oikomene Kasih) sudah lama beroperasi di Surabaya. Sudah lebih dari 10 tahun, jumlah jemaatnya juga banyak," lanjut Sudi.

Meski begitu, Bamag mengatakan baru mengetahui keberadaan PD Oikomene Kasih setelah ada laporan dari beberapa pendeta dan jemaat Kristiani di Surabaya, beberapa hari lalu.

"Baru Minggu lalu kami mengetahui ini. Dari hasil investigasi kami, mereka menggelar pertemuan tiap Sabtu di WTC. Tapi sekarang pindah di Garden Palace. Jumlah jemaatnya, informasi yang kami terima dulu ada 300-an, sekarang hanya 150-an," imbuh Sudi.

Dikatakan Sudi, memerintahkan jemaat bercerai dengan dalil perintah Tuhan, bertolak belakang dengan Injil.

"Penjelasan mengenai perceraian ini panjang, dan bertentangan dengan kaidah, kecuali ada perzinahan, maka perceraian diperbolehkan. Itu pun masih dijelaskan secara panjang dalam Alkitab. Meski masih hidup, mereka tidak diperkenankan menikah kembali," tutur Sudi.

Bukan soal perceraian saja, kata Sudi, tapi ajaran memisahkan anak dengan orangtua seperti diajarkan Deborah juga dianggap ganjil.

"Dalam Alkitab, anak tidak diajarkan melawan orangtua, tapi harus hormat ke orangtua. Ini bukti kedua, ini juga bertentangan dengan kaidah. Selain itu ada intimidasi. Seperti misalnya mengutuk jemaatnya yang menentang pemimpinnya," tambah Sudi

"Maka, kami, Bamag wajib memberi penjelasan soal ini. Bagaimana sikap Bamag? Bamag mengatakan ajaran Persekutuan Doa (Oikomene Kasih) ini, bertentangan dengan kaidah. Kami tidak menyebutnya dengan ajaran sesat, tapi menyimpang dari ajaran Alkitab, sehingga menimbulkan keresahan daan pertentangan," sambung Sudi.

Saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya, Deborah awalnya enggan mengangkat. Namun, beberapa jam kemudian, akhirnya Deborah mau buka suara.

Itu pun awalnya panggilan telepon diangkat oleh pria mengaku bernama Yosia. Saat ditanya soal tudingan itu, dia menjawab dengan berbelit.

"Kok bisa begitu (dianggap menyimpang). Saya tidak bisa berbicara. Konferensi pers (pertemuan Bamag) bagaimana maksudnya?" kata Yosia, Rabu (24/2).

Kemudian, Yosia memberikan teleponnya ke Deborah. Sayangnya Deborah tidak mau banyak bicara soal ajarannya.

"Saya minta tolong, apapun ya. Ya saya tidak akan berhak, saya minta tolong, saya tidak berbicara untuk konsumsi wartawan. Saya tidak tahu apakah Anda merekam atau tidak, jadi saya minta tolong ya," kata Deborah dengan nada agak ketus.

Sumber : merdeka.com

Subscribe to receive free email updates: