Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Awalnya saya sedang duduk-duduk diteras dan ibu saya sedang menghantarkan Om saya yang hendak pulang stlh berkunjung ke rumah saya. Tiba2 nenek dengan tubuh yang bungkuk berjalan melintasi rumah membawa keranjang jualan yang masih penuh dengan dagangannya. Saya yakin semua orang yang masih memiliki hati pasti timbul naluri ingin menegur dan membeli apa yang nenek tersebut jual.
Memang setahu saya nenek tersebut baru kali ini melintas dan berjualan di area perumahan saya. Tanpa pikir panjang ibu memanggil nenek tersebut dan menanyakan apa yang dijualnya:
Berikut percakapan yang saya dengar antara Ibu dengan Nenek tersebut (saya translate kan ke bahasa Indonesia):
Ibu: Mbah, Jual apa mbah?
Nenek: Kacang panjang, nak. Sama ada sedikit ketela di dalam kranjang paling bawah .
Ibu: Berapa, mbah?
Nenek: Dua Ratus.
Ibu: 200 apa 2000 mbah? *ibu bertanya untuk meyakinkan krn tidak mungkin jaman sekarang masih ada sayur dijual 200 rupiah*
Nenek: Dua ratus, Dua Ribu. *mungkin krn sudah sangat tua nenek tsb salah ucap/bingung menentukan besaran uang yang dimaksud*
Ibu: Oh 2000 ya mbah?
Nenek: Iya.
Ibu: Rumahnya mana mbah?
Nenek: Tambakaji. *daerah tersebut cukup jauh dari tempat saya tinggal sekitar 3-5 km*
Ibu: Kok jauh sekali mbah, umurnya berapa?
Nenek: 80
Ibu: Sudah tua kok masih jualan muter sih mbah, mbok ya dirumah saja. La anaknya dimana apa ga kerja?
Nenek: aku jangan ditanya anakku dimana *tiba-tiba menangis dan tubuhnya bergetar* (bercerita sambil menangis) Anakku 1 perempuan pamit kerja ke jakarta katanya. Tapi sudah 9 tahun saya tidak lagi pernah bertemu denganya. Entah bagaimana dia kabarnya sekarang masih hidup atau meninggal saya tidak tahu, nak. Saya kangen sekali dengan dia. Aku sbnrnya ya sakit2an *mengelus dada*, hidup dengan suamiku sndiri yg sama tuanya, dia tanam kacang panjang dirumah. Kalau aku ga jualan mau makan apa kami.
Ibu: Baikalah kalau gitu kenapa ga jualan di pasar saja mbah? Kan ya malah dekat ga perlu muter2 ke rumah2 seperti ini.
Nenek: Nak aku beritahu, jaman sekarang itu orang kalau tidak punya hati jahatnya tidak memandang siapapun. Aku dulu udah pernah jualan di Ngaliyan (pasar) hendak pulang nengok suami sebentar, jualannya tak tinggal. Pulang-pulang perhiasaanku yg di pasar habis diambil orang. Pernah juga jualan kacang disana banyak yang hutang sampai sekarang ya tidak pernah ada niat bayar. Malah pernah pemborong datang ke kebun langsung untuk membeli jualanku tapi memberi harga tidak umum, tidak bisa dinalar itupun masih hutang. Aku tagih ke rumahnya orangnya sudah tidak ada.
..........dst..........
Kemudian ibu menyuruhnya duduk dan saya ambilkan segelas air dan tampak kelelahan sekali terlihat dari cara dia meminum air tersebut.
Sahabat, Banyak sekali pelajaran / nilai-nilai sosial, agama, moral, kemanusian dll yang dapat kita ambil dari cerita nenek tersebut. Semua saya kembalikan kepada pembaca saja. Sudah banyak cerita yang mirip kisah penjual2 lain seperti yang saya share ini dan memberikan pelajaran bagaiamana kita sebaiknya kita menyikapinya.
Namun di luar itu, saya jg ingin berbagi foto nenek ini berharap dengan saya share foto dan cerita ini ada pihak / saudara yang mengenal atau bisa membantu menemukan anaknya yang 9 tahun tidak ditemuinya tersebut. Bahkan insyallah semoga anak tersebut masih hidup sehat dimanapun berada dan atas izin Allah bisa membaca tulisan ini agar segera kembali ke Semarang menemui orang tuanya ini. Mari kita doakan semoga nenek tersebut selalu dalam perlindungan Allah dan senantiasa dilancarkan rezekinya. Amin
Trimakasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber : warungkopi.okezone.com