Warga Chile pekan lalu terkejut melihat sosok raksasa muncul di langit, setelah Gunung Calbuco mengalami erupsi.
Kemunculan sosok mirip raksasa itu menimbulkan tanda tanya besar. Sembari ilmuwan mencari jawaban atas munculnya fenomena alam tersebut, penggila teori konspirasi maupun spiritualitas sudah ribut di dunia maya.
Masing-masing punya teori sendiri. Mulai dari peringatan Tuhan, tanda alien, dan lain sebagainya. Apalagi raksasa adalah mitologi yang selalu ada di pelbagai kebudayaan dunia.
Lepas dari itu, situs oddee ternyata mencatat sudah ada beberapa kali kemunculan sosok 'manusia raksasa' di muka bumi yang tertangkap kamera. Masing-masing foto memicu debat. Ada yang bilang itu hasil editan, tapi sebagian berkukuh gambar-gambar tersebut asli.
Ingin tahu di negara mana saja obyek raksasa berwujud mirip manusia muncul dan berhasil diabadikan kamera? Simak rangkumannya berikut:
1. Raksasa senja di Teluk Argentina
Merdeka.com - Foto pada 19 november 2013 di Ibu Kota Buenos Aires, Argentina ini sangat mengejutkan. Niat sang fotografer adalah mengabadikan matahari tenggelam. Bersama puluhan orang lainnya, mereka berada di tepi Teluk Necochea, menikmati suasana sore.
Hasilnya sang fotograger malah mendapatkan sosok raksasa sedang berdiri di ufuk barat. Situs-situs Argentina sontak memberitakan foto 'raksasa' tersebut.
Salah satu pakar fotografi Guillermo D. Gimenez menjamin gambar tersebut tidak diedit, kecuali diperbesar untuk memperjelas sosok mirip manusia yang berada di kejauhan.
Kalaupun ada manusia berdiri tepat di sudut tenggelamnya matahari, menurut Gimenez sosoknya tidak akan sebesar itu.
2. Raksasa di permukaan bulan
Foto ini menghebohkan penggemar teori UFO di dunia maya. Rekaman gambar NASA ini menunjukkan ada sosok manusia raksasa berada di permukaan bulan.
Gambar itu juga bisa diakses menggunakan perangkat Google Moon di lkoordinat 273426.35N 19364.75W.
NASA secara resmi menampik teori raksasa hidup di bulan. Mereka mengklaim foto itu mengalami cacat pascaproduksi sehingga ada obyek hitam muncul di gambar permukaan bulan.
Tapi buat penggemar mitologi seperti Tom Rose, foto itu indikasi ada raksasa tinggal di bulan. Manusia, di banyak perabadan kuno, menyebut-nyebut soal raksasa dari bulan yang turun ke bumi. Masyarakat Romawi mengenalnya sebagai Kolosus dari Rhodes.
3. Raksasa di Antartika
Foto-foto mengejutkan dari Antartika ini didapatkan oleh kru kapal asal Jepang. Mereka mengaku melihat mahluk setinggi 30 meter, menyerupai manusia, namun seluruh tubuhnya berwarna putih di sela bongkahan es.
Saking besarnya sosok itu, awak kapal mengira itu adalah kapal selam. Ketika didekati, ternyata mahluk tanpa nama itu bergerak, menyelam ke perairan yang tidak membeku.
Laporan pertama soal sosok ini muncul di Majalah MU edisi November 2007 dari Jepang. Sejak itu, beberapa kali ekspedisi ke Kutub Selatan mencatat ada sosok raksasa yang menyerupai deskripsi MU.
4.
Sosok raksasa di langit Chile
Sosok berbentuk manusia raksasa muncul di langit Chile setelah gunung Calbuco mengalami erupsi. Sosok tersebut dibentuk dari kumpulan awan dan asap yang tersisa dari letusan gunung Calbuco.
Dalam foto di bawah ini terlihat bahwa kumpulan awan membentuk sosok seperti manusia raksasa. Masyarakat sekitar percaya kemunculan sosok tersebut adalah sebuah tanda dari Tuhan, setelah tanda lainnya berupa letusan gunung Calbuco.
Sosok raksasa itu sendiri ditangkap oleh Hariet Grunewald, warga berusia 33 tahun yang tinggal di kota terdekat, Puerto Montt.
"Ketika mendengar gunung meletus, aku segera berlari ke jendela dan mengambil foto. Kemudian aku melihat sosok manusia raksasa itu muncul. Awalnya kupikir itu hanya gambaran dalam kepalaku saja. Tapi kemudian semua teman dan keluarga yang melihat juga setuju," ungkapnya.
Masyarakat lokal lainnya percaya bahwa erupsi yang tak biasa ini merupakan tanda bahwa Tuhan sedang marah. Mereka menganggap munculnya sosok raksasa itu sebagai peringatan dan pertanda.
"Gunung meletus adalah cara Tuhan untuk menunjukkan bahwa dia sedang marah. Dan (sosok raksasa) itu menunjukkan bahwa Dia selalu mengawasi kita dan segala perilaku kita," jelas Juanma ortiz Arrendondo, seorang warga lokal berusia 60 tahun.
Sumber : merdeka.com