Bisnis transportasi di Indonesia kini tengah naik daun. Hal ini pun coba dimanfaatkan oleh perusahaan penyedia jasa carter helikopter, PT Whitesky Aviation, dengan membuat model bisnis taksi udara.
CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan sebenarnya model bisnis ini sudah sejak lama berkembang di negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Bahkan kini populasi helikopter di AS telah mencapai 12 ribu unit.
"Di AS, populasi helikopter sudah 12 ribu. Dari situ kelihatan berapa untuk layanan charter inter city," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Sabtu (8/4/2016).
Negara lain yang juga memiliki moda transportasi berupa taksi udara adalah Kanada dan Brasil. Saat ini populasi helikopter di kedua negara tersebut masing-masing mencapai 2.000 unit.
"Populasi terbesar kedua, Kanada dan Brasil. Di sana ada sekitar 2.000-an unit," kata dia.
Sementara untuk tarif, Denon menyatakan di AS masyarakat yang ingin menikmati fasilitas ini harus membayar sekitar US$ 1.100 per jam atau setara dengan Rp 14,4 juta. Tarif tersebut sebenarnya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan rata-rata pendapatan per kapita masyarakat di negeri Paman Sam tersebut.
"Kalau dilihat harga per jam US$ 1.100-US$ 1.200. Dengan helikopter bukan seperti yang Bell 505 Jet Ranger. Kalau dengan itu mungkin bisa setengahnya, US$ 500 per jam. Tapi dengan buying power di sana tidak masalah, masyarakatnya kebanyakan kelas menengah," kata dia.
Sementara di Indonesia, tarif taksi udara diproyeksi sekitar US$ 1.000 atau setara Rp 13,1 juta. Meski begitu, rencananya taksi udara di Indonesia bisa disewa selama 30 menit dengan harga US$ 500.
Sumber : bisnis.liputan6.com