Selain cadangan gas alam dan minyak bumi, dulu tak ada hal lain yang membuat Turkmenistan salah satu negara pecahan dari Uni Soviet dilirik dunia. Namun, semua berubah sejak ditemukannya kawah raksasa penuh bara di Gurun Karakum. Orang menyebutnya “Gerbang Neraka”.
Sampai sekarang baru satu orang yang pernah masuk ke dalam kawah yang berlokasi di 270 kilometer sebelah utara Ibu Kota Ashgabat. Orang itu adalah George Kourounis (45). Petualangan ke “Gerbang Neraka” di dekat Desa Derweze itu dilakukan pada November 2013. Petualangan Kourounis menjelajahi “Gerbang Neraka” diabadikan dalam video dokumenter dan sejumlah foto.
Kourounis adalah pemburu cuaca ekstrem dan bencana dunia untuk kebutuhan tayangan serial televisi “Angry Planet”. Namun, khusus perjalanan ke kawasan ini didanai National Geographic bersama agen perjalanan Kensington Tours.
Dalam wawancara eksklusif dengan National Geographic, Kourounis mengungkapkan pengalamannya.
“Saat berada di sana, rasanya seperti berada di planet lain,” ujar dia.
Ekspedisi ke dasar kawah dilakukan dengan pengamanan lengkap. Pengait dan pakaian khusus menjadi alat utama. Persiapan untuk ekspedisi ini butuh waktu satu setengah tahun.
“Bagian (pemandangan) terindah adalah ketika berada di dasar kawah,” kata Kourounis.
Dia menggambarkan, kawah itu laiknya stadion api. Suara letupan dan bakaran gas, sebut dia, terdengar menderu dan semakin keras saat berada di dasar kawah.
Fenomena alam
Asal mula kawah api raksasa itu banyak dibahas, baik di media maupun kajian akademis.
Dilansir Dailymail, misalnya, kawah itu disebut terbentuk karena kesalahan pengeboran oleh peneliti asal Uni Soviet pada 1971.
Awalnya, para peneliti ingin melakukan observasi untuk lokasi pengeboran minyak bumi. Sayangnya, perhitungan mereka salah. Permukaan lokasi tidak kuat menahan alat-alat berat pengeboran sehingga runtuh dan membentuk kawah. Dari kawah itu menguar gas bumi.
Gas bumi merupakan campuran gas hidrokarbon yang didominasi gas metana. Meski tidak berbau, gas ini memiliki efek berbahaya bagi kesehatan. Bila seseorang terpapar metana konsentrasi tinggi, seseorang bisa mengalami kekurangan oksigen. Buruknya lagi, gas tersebut memiliki waktu “hidup” 10 tahun.
Khawatir sejumlah besar gas yang keluar dari kawah tersebut membahayakan desa terdekat, para peneliti melakukan pembakaran. Tak dinyana, pembakaran yang diperkirakan hanya akan memunculkan api dan bara untuk sepekan ternyata tak kunjung padam, sampai sekarang.
Namun, Kourounis memberikan cerita berbeda.
“Ahli geologi setempat (Turkmenistan) mengatakan asal mula kawah itu tidak seperti berita yang tersebar. Mereka memprediksi kawah itu telah ada sejak 1960-an. Sayangnya, hingga saat ini tak ada catatan dari departemen geologi membuktikan mana yang benar. Segalanya masih menjadi misteri,” ungkap dia.
Sumber : forums.merdeka.com