SUBHANALLAH Ternyata Begini Cara Mendidik ANAK YANG BENAR



Selama ini kita belajar "views of piaget, vygotsky, etc" mengenai perkembangan atau pendidikan anak, ternyata Sayyidina Ali RA pernah mengemukakan konsep 7x3 yakni 7 tahun pertama memperlakukan anak sebagai "raja" lalu 7 tahun ke dua sebagai "tawanan perang" dan 7 tahun ketiga sebagai "mitra" atau sahabat... uraian tentang ketiga fase pendidikan anak ini menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.

Sebagaimana Piaget dan Vygotsky ('murid Piaget'), Sahabat Ali bin Abi Thalib RA juga membagi periode tumbuh kembang anak, jika Piaget memulainya agak rinci dengan periode 0-2, 2-7, 7-11 dan 11 s/d dewasa, maka Ali membuat secara garis besar yakni 0-7, 7-14, 14-21.

Sebenarnya antara Piaget dan Vygotsky ada sedikit perbedaan. Jika Piaget menganggap anak bisa mengkonstruksi sendiri 'insight' baru dan yang lama, sedang Vygotsky menyodorkan teori ZPD (Zone of Proximal Development) dan Scaffolding untuk tumbuh-kembangnya potensi anak (agak teknis untuk dijelaskan).

Singkat cerita, menganggap anak sebagai raja versi Ali bukan berarti memanjakan anak tetapi justeru untuk mengatakan bahwa 7 tahun pertama adalah masa penting untuk diperhatikan kondisi sang anak. 7 tahun pertama merupakan periode emas untuk mengembangkan potensi anak yang berdasar penelitian (termasuk oleh kedua ahli anak diatas) anak akan sangat peka dan sensitif terhadap stimuli dari luar.

Jadi kita perlu merangsang kebutuhan emosi, konasi, kognisi dan motoriknya dengan baik dan benar secara proporsional dan tepat. Raja bukan berarti kita mestimenuruti kemauan anak begitu sj tetapi memberi perhatian penuh. Rawatlah langsung dari kita jangan berikan kepada orang lain karena disini letaknya fondasi pertumbuhan anak itu, kita harus siap menyediakan waktu cukup untuk sang 'raja'.


Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Biarlah anak-anak kalian bermain dalam 7 tahun pertama, kemudian didik dan bimbinglah mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam musyawarah dan menjalankan tugas. Pada 7 tahun kedua sang raja berubah menjadi 'tawanan perang' dalam arti Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun.

Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan agar disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) wajib ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan. Anak pada masa ini boleh diberi 'reward and punishment' sesuai dengan umurnya.

Hukuman bersifat untuk meluruskan hal yang keliru dilakukan dengan memberi contoh atau menyampaikan langsung mana yang benar. Ganjaran 'reward' bukan selalu berupa kebendaan (materi) tetapi bisa berupa ucapan yang menyenangkan atau acungan jempol dengan empati tulus seraya menyebut 'Subhanallah'.

Maka pada fase ini anak sudah mengetahui mana boleh mana yang mesti dihindari, Baik dan buruk berikut dengan alasan dan sebabnya menjadi bagian dari diskusi dengan anak pada fase ini. Memasuki 7 tahun yang ketiga (mulai 14 tahun hingga 21 tahun), perlakukan anak sebagai mitra atau sahabat. Pada periode ini, anak tengah mencari jati diri dan mudah mengidolakan individu.

Ia mengalami banyak peristiwa emosional dan sensitif terkait dengan tubuhnya sendiri. Oleh karena itu, kita mesti peka juga untuk dapat menjadi kawan bersahabat sekaligus memberikan contoh melalui teladan dari diri kita, ajak anak untuk sering berbagi cerita, curhat, dan ajak pula teman-temannya untuk akrab dengan kita. Dengan begitu kita bisa mengontrol anak tanpa harus mengekang.

Jati diri anak akan terbentuk dengan baik karena adanya kepercayaan dari orang tua. Pada tahap ini anak mulai diberkan tugas dan tanggung jawab lebih besar. Anak diberikan berbagai penugasan yang akan melatihnya menjadi anak yang mandiri. Anak mulai harus diberikan berbagai diskusi dan kerja sama dalam mengerjakan berbagai proyek yang sesuai dengan usianya. Anak sudah harus belajar mencari uang untuk latihan menuju kedewasaan. Program magang dan workshop menjadi pilihan tepat untuk usia ini.

Dijelaskan juga dalam Ukhuwah One Day One Juz sbb :

Waktu Berharga Pengasuhan Anak

7 tahun pertama (0-7 tahun):

Perlakukan anakmu sebagai raja.

Zona merah – zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.

7 tahun kedua (7-14 tahun):

Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.

Zona kuning – zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll. Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.

7 tahun ketiga (14-21 tahun):

Perlakukan anak seperti sahabat.

Zona hijau – sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.

7 tahun keempat (21-28 tahun):

Perlakukan sebagai pemimpin.

Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.
Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.

Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya?Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu.

√ Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.

√ Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.

**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah . Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.

**Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin

**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi.
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.

++Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:

1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.

2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.

3. Sambil mengusap kepala.

Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur. Mudah-mudahan bisa bermanfaat. Silahkan di share agar lebih banyak yang mengetahui.

sumber : 7daftar.com

Subscribe to receive free email updates: