Dibalik megahnya rumah-rumah pedagang warteg di Desa Sidakaton, Sidapurna, hingga Desa Cabawan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tersimpan cerita klenik dipercaya oleh penduduk di kampung itu. Ada kepercayaan jika pedagang-pedangan warteg membuka usahanya di perantauan tak luput juga meminta bantuan dukun. Tujuannya adalah agar usahanya membuka Warung Tegal laris.
Seorang warga melihat salah satu rumah megah milik pedagang warung Tegal (warteg) di Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi, Tegal, 22 Maret 2015. Rumah megah itu ditinggal pemiliknya merantau ke Jakarta dan hanya dihuni tiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. TEMPO/Dinda Leo Listy
Tarno masih mengingat betul kejadian puluhan tahun lalu ketika dirinya memutuskan merantau ke Jakarta untuk bekerja pada sebuah warung Tegal milik kerabat satu kampungnya di Cabawan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Bosnya si pemilik warung menunjukkan sebuah sabuk dipercaya memiliki tuah. Sabuk itu digunakan untuk melakukan usaha warung tegal di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Barang dianggap memiliki kesaktian itu diperoleh dari seorang dukun di daerah Banten.
"Kalau di pakai si pemilik jadi kharismatik. Bikin dagangan laris," ujar Tarno saat berbincang dengan merdeka.com Minggu dua pekan lalu.
Kenyataan itu memang benar adanya. Sejak bosnya meminta bantuan dukun untuk membuat laris usaha warteg-nya, warung itu tak pernah sepi pembeli. Omsetnya pun jutaan. Bahkan bosnya itu menurut Tarno bisa dibilang sukses sebagai pedagang warteg. Apalagi, warteg itu tersohor di daerah Cikarang. "Selalu ramai," ujarnya. Namun menurut Tarno, penggunaan bantuan magis untuk usaha itu justru berbuntut panjang.
"Padahal bos saya setiap ada mobil keluaran baru langsung ganti,"
Hingga akhirnya usaha itu bangkrut. Menurut Tarno, buntut penggunaan dukun itu berujung kematian. Bos dan istrinya meninggal dalam kondisi usahanya bangkrut total. "Dua-duanya sudah tidak ada. Kalau tidak percaya tanya sama orang-orang warteg," tutur Tarno meyakinkan jika cerita itu benar dan sampai saat ini masih menjadi buah bibir pedagang-pedangan warteg di daerah Bekasi.
Cerita soal pedagang warteg menggunakan magis itu memang benar adanya. Bahkan Tarno mengatakan jika dukun-dukun pedagang warteg itu sampai berasal dari luar Pulau Jawa. Meski demikian, Tarno menjelaskan jika tidak semua pedagang warteg menggunakan cara-cara singkat seperti itu. Ada juga pedagang warteg sukses karena hasil jerih payahnya bekerja keras. "Kalau cara tergantung kepercayaan masing-masing," katanya dengan nada serius.
Yani salah seorang warga Sidapurna juga menuturkan hal sama. Menurut mantan pedagang warteg di daerah Cileungsi Kabupaten Bogor ini, ada salah satu pedagang Warung Tegal juga menggunakan cara-cara ini. pedagang itu menggunakan dukun buat memperlancar usahanya. Terbukti, hingga kini salah satu warteg asal Desa Sidakaton itu tersohor dan memiliki cabang. Bahkan jika ada tetangga kampung ingin membuka warteg, pedagang ini menawarkan untuk kerjasama.
Caranya dengan membayar modal sekitar Rp 50 juta kemudian pedagang itu akan menyediakan tempat sekaligus menggunakan nama warteg buatannya. Namun di balik itu ada cerita miring. Buntut jasa sang dukun meminta tumbal nyawa. "Tumbalnya nyawa," katanya meyakinkan.
Sumber: masterberita.com