Fashion Belum Tentu Syar’i



WANITA memang ditakdirkan untuk mencintai keindahan dan kerapian. Salah satu buktinya adalah dengan bagaimana ibu kita dan wanita dewasa lainnya selalu peduli tentang kerapian pakaian. Namun pada zaman sekarang, kepedulian para wanita tentang kerapihan ini telah berubah menjadi kepedulian tentang cara berpakaiannya. Buktinya bisa kita lihat di lingkungan sekitar kita sekarang, bagaimana fashion sangat berkaitan erat dengan kehidupan wanita moderen kebanyakan.

Fashion dengan pengaruhnya yang kuat telah mengubah pola berpakaian banyak orang termasuk sebagian muslimah. Mereka yang mengatas-namakan diri sebagai orang yang fashionable rela merogoh kocek yang fantastis demi satu set pakaian bersama aksessorisnya yang bahkan tidak terjamin ke-syar’i-annya.

Mulai dari celana ketat, kerudung diikat dengan cara cukup aneh dan bermacam-macam yang menghiasi kepala, hingga make up tebal yang tak pernah absen menempel pada wajah mereka pada setiap kesempatan telah menjadi gaya hidup mereka. Dan mereka sebut yang demikian itu sebagai hijab, padahal kenyataannya itu semua sama sekali tak layak dikatakan sebagai hijab.

Dan sesungguhnya, salah satu tanda-tanda hari Kiamat adalah semakin banyaknya wanita yang bersolek dan tidak berpakaian syar’i yang menutup aurat. Mereka keluar rumah dengan pakaian ketat yang menggambarkan lekuk-lekuk tubuh mereka, atau dengan pakaian tipis yang memperlihatkan aurat mereka, ketika duduk mauapun ketika berjalan.

Secara lahiriah, mereka itu terlihat berpakaian. Namun pada hakikatnya mereka itu telanjang, karena ketatnya pakaian mereka, menonjolnya bentuk tubuh mereka, serta terlihanya aurat mereka .
Abu Hurairah menuturkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencambuki masyarakat, dan wanita-wanita berpakaian namun telanjang, mereka berpaling dan menyesatkan, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula dapat mencium wanginya. Padahal, wangi surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian,” (HR. Muslim).

Sumber : islampos.com

Subscribe to receive free email updates: