“Lihat pasangan yang baru menikah itu, laki-lakinya berbadan tegap, berwajah ganteng, tapi menurutku perempuannya pendek dan biasa saja, kenapa mau ya?”
Archie: “Justru mereka itu pasangan ideal seperti yang dijanjikan Allah dalam Qur’an Surah az-Zukhruf [43]: 32.”
Erie: “Ideal bagaimana, sudah begitu membawa-bawa ayat Al-Qur’an pula. Kalau menurutku pasangan ideal itu harus berimbang, baik dalam hal pesona rupa maupun hal yang lainnya.”
Archie: “Tidak membawa-bawa ayat Al-Qur’an, hanya sekadar menyampaikan bahwa Allah berfirman, “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Erie: “Terus apa hubungannya dengan topik yang kita bahas tadi?”
Archie: “Mari berprasangka baik, bahwa laki-laki yang berbadan tegap dan berwajah ganteng itu pasti melihat kelebihan lain dalam diri sang perempuan selain kecantikan rupa, misalnya perasaan nyaman ketika berkomunikasi atau kesantunan akhlak dan tindak yang teruji, dan lain-lain. Atas alasan itu, laki-laki itu memutuskan menikahinya sebab yang dibutuhkan dalam rumah tangga itu saling menyempurnakan, bukan saling memamerkan.”
Erie: “Tetap saja, kurasa banyak yang lebih baik daripada perempuan itu yang bersedia menjadi istrinya.”
Archie: “Bisa jadi banyak yang bersedia, tetapi urusan hati itu Allah yang menggerakkan. Allah tidak mungkin salah menyatukan mereka dalam pernikahan, buktinya mereka berbahagia. Laki-laki itu terlihat menerima kekurangan dalam hal fisik dari istrinya, bukankah itu ilmu yang paling sulit diraih dalam kehidupan, yakni ilmu ikhlas. Sedangkan perempuan itu tak henti memuliakan suaminya, bukankah itu juga salah satu penerapan ilmu yang sulit, yakni ilmu syukur. Jadi, melihat pasangan itu harusnya kita belajar kesempurnaan dan ketidaksempurnaan sengaja menyatu untuk menjadi ladang amal bagi keduanya.”
Erie: “Betul juga, apabila mereka bisa bahagia harusnya diriku juga menyadari bahwa pernikahan itu tujuannya penyempurna separuh agama, bukan ajang pamer kecantikan dan ketampanan di hadapan orang lain.”
Sumber : islampos.com