Ada kelas “public speaking” tetapi tidak ada kelas untuk “the art of silence” (berdiam diri). Orang berbicara terus-menerus, di rumah, di kantor, di pesta dll. Dari bicara hal serius dan filosofis sampai basa basi atau melucu. Semua ingin bicara. Tapi ada saatnya kita perlu diam:
Kita Tidak Menguasai Subyek
Bila Anda diam, orang berpikir bahwa Anda sangat pintar karena Anda mendengarkan dengan penuh perhatian sambil berpikir. Kata Abraham Lincoln, “Lebih baik diam dan dipikir orang bodoh, dari pada berbicara lalu menghilangkan semua keraguan orang” (bahwa ia memang bodoh).
Ketika Hendak Menyombong
Peribahasa Melayu berkata, “Seekor kura-kura menghasilkan ribuan telur tanpa seorang pun tahu. tetapi bila ayam menghasilkan sebuah telur, seluruh negara diberitahu.” Tidak ada salahnya berbagi kegembiraan dengan orang lain, tetapi ada batasnya antara berbagi dan menyombongkan diri. Orang menyombongkan diri karena ingin dianggap penting atau membuat orang lain terkesan.
Ketika Berhadapan Dengan Orang Yang Ngotot
Diam bisa berarti bahwa saya lelah menjelaskan pada orang-orang yang tidak mau mendengar atau berusaha mengerti. Diam adalah jawaban terbaik bagi seseorang bodoh atau ngotot, karena sebenarnya lawan bicara Anda tidak layak untuk sebuah argumen.
Ketika Sangat Kesal
Kalau Anda tidak bisa positif, paling tidak Anda bisa diam, kata Joel Osteen. Pepatah mengatakan, diam dan senyuman adalah dua alat yang luar biasa. Senyuman menyelesaikan banyak masalah. Dan diam menghindari banyak masalah. Biarlah kita dapat menjadi bijak, tahu kapan berkata-kata dan kapan diam. (EI).
Buka Mulut Anda Hanya Bila Apa Yang Anda Akan Katakan Lebih Indah Daripada Diam
Sumber : log.viva.co.id