Ternyata Tak Sarapan Adalah Penyebab Tubuh Anak Jadi Pendek



Sarapan merupakan salah satu perilaku penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Kebiasaan pagi ini dapat membekali tubuh dengan sebagian kebutuhan gizi harian yang diperlukan untuk belajar, berpikir, dan melakukan aktivitas fisik.

Namun, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 menganalisa 40 persen anak Indonesia tidak sarapan dengan berbagai alasan. DR. Ir. Heryudarini Harahap, M. Kes, peneliti ahli PERSAGI menambahkan, hanya satu dari sepuluh anak Indonesia usia dua hingga 12 tahun yang mempunyai kuantitas sarapan yang cukup dengan kualitas yang baik.


"Anak umur sembilan hinga 12 tahun memiliki kuantitas yang tidak cukup dibanding anak umur dua hingga delapan tahun, dan lebih banyak dialami anak perempuan dibanding anak laki-laki," ujar Heryudarini, saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta Selatan.

Masalah ini cukup serius sebab sarapan berpotensi mengakibatkan kekurangan gizi, vitamin, dan mineral. Selain itu sarapan dapat memengaruhi tinggi badan seorang anak.

"75 persen anak tidak sarapan memiliki postur tubuh yang pendek dibanding anak yang rajin sarapan sebab mereka kehilangan karbohidrat, nabati, vitamin, serta protein yang ada di dalam sarapan," tambah Heryudarini.

Dikatakan Spesialis Gizi Klinis, DR. dr. Samuel Oetoro, bahwa tiap jenis kelamin punya kebutuhan kalori yang berbeda. Untuk wanita dibutuhkan 1.500-1.800 kalori, sedangkan pria sekitar 1.800-2.200 kalori.

"Jumlah makanan sesuai kebutuhan. Orang aktif harus makan lebih banyak dibanding orang dengan aktivitas rendah. Jadwal makan biasanya tiga kali, tapi ada makan selingan. Misalnya kalau pagi, bisa pilih karbohidrat dari kentang atau roti dengan porsi pas," ungkap dr. Samuel.

Sumber : feed.id

Subscribe to receive free email updates: